Wednesday, 4 February 2015

STUDY KASUS BK



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengan adanya lembaga pendidikan formal tentu mengacu  pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar adanya debuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi entah bagaimana sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah tidak lasim lagi dengan kita.
Sebab itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya bisa dikategorikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak mengfungsikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Maka dari itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau  memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.
B.     Tujuan Pelaksanaan Studi Kasus
Dalam pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan dalam usaha untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Dengan menjunjung tinggi kode etik yang dipegang teguh oleh petugas bimbingan dalam menjalankan tugasnya adalah menjaga kerahasiaan konseli terutama masalah-masalah yang dihadapinya. Segala sesuatu yang dikemukakan oleh konseli akan dirahasiakan oleh konselor.
Dari wujud laporan ini sama sekali tidak bermaksud membeberkan rahasia atau masalah konseli. Namun, jika  dalam uraian nanti terdapat kesamaan masalah yang didapati penulis kiranya hal demikian dapat dianggap sebagai hal yang terjadi kebetulan. Segala data atau informasi yang menyangkut pribadi konseli akan dijamin kerahasiaannya dalam hal ini laporan studi kasus ini hanya akan diberikan kepada yang berwenang saja atau pihak yang berwenang dalam laporan studi kasus ini.


C.    Konfidensial
Dalam kegiatan ini dilaksanakan dalam usaha menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Pelaksanaan studi kasus merupakan  persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Studi Kasus. Kegiatan studi kasus relatif sama dengan kegiatan konseling yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kegiatan ini merupakan awal bagi calon dan untuk selanjutnya dapat memberikan gambaran bagaimana konseling sesungguhnya di lapangan.
Pada studi kasus ini diperlukan berbagai macam data, baik data pribadi maupun data tentang lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai faktor yang turut mempengaruhi keberadaan konseli.
Meskipun  data ini merupakan sesuatu yang bersifat rahasia bagi konseli, namun tentunya tidak akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan si konseli. Sebaliknya, konseli justru memperoleh sesuatu yang bersifat positif dan menguntungkan bagi dirinya guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menjaga keraasiaan data tentang konseli yang berupa penyamaran nama dan kesedian penulis untuk tidak memberitahukan pada orang lain.
Informasi dan data-data mengenai konseli dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajiaan dari studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara kebetulan saja.
D.    Identifikasi Kasus
Dalam identifikasi kasus ini dimana yang teridentifikasi adalah salah seorang anak yang berada di suatu tempat, dengan menggunakan beberapa alat pengumpul data yang diperlukan yaitu melalui wawancara, danalat pengumpul data lainnya. Siswa yang dimaksud gambaran selanjutnya tentang konseli adalah sebagai berikut:











BIODATA SISWA

1. Nama Lengkap                                :  IP (Inisial)
2.  Jenis Kelamin                                 :  Perempuan
3.  Agama                                            :  Islam
4. Umur                                               :  6 Tahun
5. Cita-Cita                                         :  Guru
6.  Hoby                                              :  Bermain
7. Tinggi/Berat Badan                         :  65 cm / 25 kg
8. Pendidikan                                      :  Tidak Sekolah
9. Kelas                                               :  -
10. NIS                                              : 
11. Tempat/Tgl Lahir                         :  Pontianak, 5 Juni 2009
12. Alamat Rumah                              :  Jl. Sui. Kupah
13. Suku                                              :  Melayu
14. Warga Negara                               :  Indonesia
15. Alamat Sekolah                             :  Jl. Sui. Kupah, dusun Sedat
16. Keterangan Pendidikan
a. Taman Kanak-Kanak
Umur                                   :  -
Lama Belajar                       :  -
b. Sekolah Dasar
Umur                                   : 
Lama Belajar                       : 
c. SMP
Umur                                   :
Lama Belajar                       : 
d. SMA
Umur                                   :
Lama Belajar                       : 
17. Keterangan Keluarga
a. Ayah
Nama                                   :  IS
Agama                                 :  Islam
Umur                                   :  65
Pendidikan Terakhir            :  SD
Pekerjaan                             :  -
Alamat                                :  Jl. Sui. Bemban
Suku/ Kewarganegaraan     :  Melayu/Indonesia
b. Ibu
Nama                                   :  PL
Agama                                 :  Islam
Umur                                   :  32
Pendidikan Terakhir            :  SD
Pekerjaan                             :  Ibu Rumah Tangga
Alamat                                :  Jl. Sui. Kupah
Suku/Kewarganegaraan      :  Melayu/Indonesia
c. Saudara
Laki-Laki                            :  –
Perempuan                          :  -
Keterangan Tempat Tinggal
a. Tinggal Dengan                   :  Orang Tua
b. Ke sekolah Dengan             : 
c. Jarak Rumah Dengan Sekolah : 
18. Keterangan Kesehatan
a. Penglihatan                          :  Baik
b. Pendengaran                       :  Kurang
c. Penciuman                           :  Baik
d. Penyakit Yang Pernah Diderita :  Trauma
19. Keterangan Lainnya
a. Penampilan
Ekspresi Wajah                   :  Cemberut
Kerapian                              :  Kurang Rapi
Suara                                   :  Pelan
b. Persentase Kehadiran          : 
c. Tipe Pergaulan                     :  Tertutup
d. Kegiatan Di Luar Sekolah :  –
e. Kehidupan Belajar Di Rumah
Jumlah Jam Belajar             :  -
Sarana/Prasarana                 :  Kurang Lengkap





E.     Gambaran Secara Menyeluruh Tentang Konseli
  1. Personal Apperence ( penampilan pribadinya )
Dilihat dari kesehariannya, si konseli ini adalah anak yang tidak mudah sekali bergaul dan tidak mudah untuk mendapatkan teman di lingkungan masyarakat.
Begitu pun hasil wawancara  ( interview ) terhadap salah satu teman dekatnya yang berinisial AR  yang mengatakan bahwa si IP (Inisial)  sering termenung baik dirumah maupun diluar rumah dan kurangnnya perhatian dari orang tuanya terutama ayahnya yang sangat sibuk.
F.     Gambaran Umum Kasus
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti kebiasaan siswa, Wawancara, Observasi. Adapun gambaran umum dari kasus konseli sebagai berikut:
1.Konseli dalam lingkungan rumah sering menyendiri
2.Konseli kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
5.Kurang komunikasi dengan ayahnya dirumah dan kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
G.    Alasan memilih Kasus
1.      Bagi Penulis
Berdasarkan gambaran umum kasus, maka penulis merasa perlu untuk menangani siswa yang bersangkutan dengan orang tuanya dengan menggunakan studi kasus dengan harapan agar:
–          Penulis terampil dalam melaksanakan konseling secara individual
–          Penulis terampil dalam menangani siswa yang bermasalah melalui teknik studi kasus
  1. Bagi Anak
Dengan penanganan kasus, anak yang bersangkutan diharapkan:
–          anak tersebut dapat meningkatkan semangat dalam hidup
–          anak tersebut dapat merubah sikapnya
–          Siswa tersebut dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah dihadapinya.



BAB II
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

  1. A.    Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan selama berlangsungnya penelitian meliputi kebiasaan anak, Wawancara dan Observasi. Beberapa alat pengumpul data tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
  1. Kebiasaan anak
kebiasaan anak dirumah adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga untuk mengungkap kebiasaan-kebiasan dirumah
2.      Wawancara
Wawancara dengan adanya wawancara yang dilakukan oleh penulis maka sedikit banyaknya bisa memberikan informasi tentang anak.
3.      Observasi
Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan secara sengaja terhadap tingkah laku kasus dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi adalah sebagai pelengkap dari metode-metode lainnya. Hal in diketahui melalui pengamatan terahadap tingkah lakunya di kelas dalam proses belajar mengajar dan diluar kelas.
B.     Penyajian Data
Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap diri konseli, maka penulis akan menyusun prosedur dan metose  peyelidikan dengan rancangan terkait yang disajikan melalui tahapan analisis, sintesis, diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif pemecahannya dari masalah tersebut.
Adapun penyajiaanya yaitu sebagai berikut:
1.      Observasi
Ada beberapa pernyataan yang dicek pada observasi didalam kelas diantaranya
  1. Sikap pada umumnya
Ø  Berpindah-pindah tempat
Ø  Cara duduk yang seenaknya
Ø  Mendengarkan dengan sebelah telinga
  1. Cara merespon dan mengerjakan pekerjaan
Ø  Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat
Ø  Susunan bahasa kurang baik
Ø  Selalu mengganti pekerjaan
Ø  Bekerja tergesa-gesa
Ø  Sering kebingungan
Ø  Ceroboh dalam bekerja
BAB III
PROSEDUR PEMILIHAN BANTUAN
A.Analisis
a.     Sintesis
Sintesis merupakan kegiatan untuk menghubungkan data sehingga tampak jelas hal-hal yang menjadi latar belakang adanya suatu masalah yang dihadapi oleh konseli sebagaimana yang telah dipaparkan pada uraian sebelumnya yakni pada tahapan-tahapan analisis.
Adapun faktor pendukung  yaitu :
  • Konseli  termasuk  anak yang rajin bernyanyi
  • Konseli berusaha terbuka
Adapun faktor penghambat yaitu :
  1. Konseli kurang komunikasi dengan orang tua dirumah,
C.    Diagnosis
Berdasarkan hasil sintesis di atas yang didapat dari berbagai macam-macam tes psikologi, berikut ni dikaji diagnosis yang menyebabakan sehingga konseli mengalami masalah belajar.
Adapun uraian diagnosis berdasarkan data yang telah dikumpul oleh penulis sebagai berikut:
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si WD ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
  1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
  2. Orang tua klien sering bertengkar dan membuat mengalami rasa ketakutan
D.    Prognosis
Berdasarkan dari hasil diagnosis terhadap masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya tingkat belajar konseli berikut ini akan diuraikan kemungkinan-kemungkinan pemberian bantuan. Pemberian bantuan berdasarkan latar belakang penyebab masalah itu muncul. Kemungkinaan-kemungkinan pemberian bantuannya sebagai berikut:
  1. Memberikan bimbingan belajar berupa:
–     Informasi agar klien mau lebih terbuka
–     Informasi tentang bagaimana mengatur waktu dirumah
–     Informasi bagaimana menghadapi kesulitan untuk menghilangkan rasa takut
BAB V
PELAKSANAAN LAYANAN BANTUAN
  1. A.    Jenis Bantuan yang Diberikan
Usaha pemberian bantuan tidak begitu saja dilaksanakan tapi perlu adanya perencanaan meskipun dalam pelaksanaanya tidak semua bantuan yang diberikan dapat dengan baik karena dengan adanya kendala atau rintangan yang akan menghambat. Adapun alternatif bantuan yang telah dipilih oleh konseli adalah sebagai berikut:
  1. Bantuan melalui Bimbingan:
Ø  Informasi tentang penggunaan waktu dirumah untuk bermain/pergaulan.
Ø  Informasi tentang cara berkomunikasi dengan orang tua.
Ø  Informasi tentang kedudukan orang tua dalam kehidupan.

2.      Bantuan Melalui Konseling
Memberikan bantuan  pada konseli melalui konseling Realitas  yaitu menempatkan pokok kepentingannya pada peran konseli dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu kegagalan yang di alaminya. Konseling Realitas menekanka pertimbangan-pertimbangan nilai.
B.     Pelaksanaan Layanan Bantuan
Setelah rencana bantuan ditetapkan maka selanjutnya diberikan bantuan sebagai berikut
  1. Melalui Pemberian Bimbingan
Adanya informasi yang diberikan berupa :
  • Bagaimana cara bicara yang baik
  • Mengatur waktu dirumah
  • Cara bergaul yang sehat
  • Cara  menghadapi pikiran-pikiran yang sering mengganggu.
  • Kedudukan orang tua dan kewajiban sebagai anak.
2.      Latihan Assertif
Menurut Alberti 1997 (Gunarsa, 2007: 216-217) prosedur dari latihan asertif adalah sebagai berikut:
  1. Latihan keterampilan, dimana perilaku verbal maupun nonverbal diajarkan, dilatih dan diintegrasikan kedalam rangkaian perilakunya. Teknik untuk  melakukan hal  ini adalah peniruan dengan contoh, umpan balik secara sistematik, tugas pekerjaan rumah atau melalui permainan.
  2. Mengurangi kecemasan, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung.
  3. Menstruktur kembali aspek kognitif, di mana  nilai-nilai, kepercayaan, sikap yang membatasi ekspresi diri pada konseli, diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya.
C.     Penilaian Hasil Layanan
Berdasarkan beberapa tahap yang dilakukan maka selanjutnya diadakan follow up atau penilaian atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Secara langsung, dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan  langsung kehidupan dirumah
  2. Secara tidak langsung, yaitu penulis memperoleh informasi dari orang-orang yang ada disekitar konseli (orang tua, teman, masyarakat).
Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahan-perubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut:
a.  Aspek Keberhasilan :
  1. Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan   bimbingan dari kakak pembimbingnya.
  2. Anak mulai bergairah dan sudah mau untuk terbuka dalam keluarga
  3. Konseli telah memahami permasalahannya
  4. Konseli telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya.
  5. Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperbaiki sikap
b.  Aspek Ketidakberhasilan
  1. Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.
  2. Anak belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan bimbingan yang diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan pemberian motivasi terus-menerus kepada anak/konseli tersebut.




BAB V
TINDAK LANJUT
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari pihak konselor dan orang tua anak untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada konseli. Untuk itu penulis mengharapkan masing-masing kepada:
  1. Orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan masyarakat, mengamati lebih lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada sikap tetapi juga pergaulan siswa yang bersangkutan.
  2. orang tua konseli membina hubungan kerja sama yang baik sehingga konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun sebaliknya. Konselor dapat memberikan informasi mengenai keadaan konseli di sekolah kepada orangtuanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya
  3. Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis anaknya, dimana ketika ada masalah antara kedua org tuanya supaya tidak di pelihatkan kepada konseli sahingga tidak mengganggu proswes balajar konseli.
  4. Konseli yang bersangkutan diharapka mulai terbuka dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya, antusias menyampaikan semua unek-uneknya tanpa malu-malu, selalu bertekad memperbaiki sifatnya, menyadari kekeliruan sikapnya terhadap orang tuanya dan berusaha memperbaikinya dan mendapatkan masalah disarankan unutk berkonsultasi dengan konselor atau wali kelasnya.











BAB VI
PENUTUP
  1. A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab anak melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli. Adapun prosedur pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli yaitu:
  1. Memberikan bimbingan komunikasi yang baik
  2. Melaksanakan Konseling Realitas
  3. Latihan Assertif

No comments:

Post a Comment

DISCOVERY AND INQUIRY

DISCOVERY AND INQUIRY Bangunan berlantai dua yang berdiri diatas lahan 1508 m 2 itu tampak sunyi senyap disepertiga malam akhir. Se...