DISCOVERY AND INQUIRY
Bangunan berlantai dua yang berdiri diatas lahan 1508 m2 itu tampak sunyi senyap disepertiga malam akhir. Sekilas, suasananya
tak banyak berbeda dengan penghuni-penghuni rumah disekitarnya yang masih
tertidur lelap. Namun, saat menengok kedalam bangunan yang dilengkapi mushalla,
asrama, perpustakaan, Radio dan TV itu, tampak para remaja yang sedang
menikmati perjumpaan dengan sang khalik melalui shalat tahajjud. Itulah yang
dilakukan para santri panti asuhan yatim piatu dan dhua’fa Al-Adabiy Pontianak
ini, dalam mengawali harinya.
Panti asuhan yang berada di pemukiman yang mulai padat penduduk di
Pontianak Kota ini, memang memiliki cara yang unik untuk mendidik santrinya,
yang umumnya berasal dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu. Muhammad Azman
Alka, pimpinan panti Asuhan yatim piatu dan dhu’afa menuturkan, santri di
lembaganya dibiasakan bangun malam untuk shalat tahajjud. Tujuannya agar santri
selalu mengingat dan dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), dan
mensyukuri nikmat-Nya.
Tak cukup dengan shalat tahajjud, panti asuhan Al-Adabiy juga
“mewajibkan” santrinya berpuasa Senin-Kamis serta shalat dhuha untuk
meningkatkan kedekatannya kepada Allah. Ustad Azman memiliki keyakinan, dengan
cara itulah pertolongan Allah akan datang. “Kalau kita dekat dengan Allah, maka
Allah akan menolong kita, jika kita jauh dengan Allah, maka Allah akan jauh
dari kita.” Jelas ustad Azman Alka.
Bermodal Dekat Dengan Allah
Pria kelahiran Sungai Bakau Besar Mempawah, 43 tahun silam ini
merasa perlu membuat langkah konkrit untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan
bermodalkan sumbangsih para dermawan dan para jama’ah, ustad Azman bertekat
diri untuk membangun panti asuhan pada tahun 2008, yang kemudian hari diberi
nama Al-Adabiy. Pada saat itu santrinya hanya berjumlah 12 orang, yang berasal
dari daerah-daerah di Kalimantan Barat.
Geliat panti asuhan ini semakin bertambah tatkala support dari
jama’ah dan masyarakat datang. Dari sinilah Al-Adabiy terus berkembang. Tak
hanya mampu mewujudkan cita-citanya dalam membangun panti asuhan Al-Adabiy,
tapi dalam sistem pendidikan ini juga, semua biaya pendidikan gratis, berupa
keperluan siswa, seperti alat tulis siswa, serta seragam sekolah, dan juga
asramanya. siswa hanya bermodalkan tekat yang kuat agar mereka juga bisa
mengenyam pendidikan seperti orang lain. Bahkan sekarang panti asuhan Al-Adabiy
sudah mampu membuka cabang yaitu di mempawah yang memerlukan biaya 2 M. Dan
sekarang lagi dalam tahap pembangunan pondasi. Seiring waktu terus bergulir,
ternyata sudah 7 tahun sekolah ini berjalan, yang awal santrinya berjumlah 12
orang, tetapi sekarang sudah mengeluarkan 5 angkatan, dan berhasil
menyekolahkan 163 orang. Dan sekarang alumninya sedang menyelesaikan S-1 di
IAIN Pontianak serta IKIP-PGRI
Pontianak.
Dari mana dana untuk membiayainya?
Ustad
Azman hanya menjawab diplomatis, bahwa semua dari Allah SWT. “Apabila kita
dekat dengan Allah maka apapun yang kita minta, maka akan Allah kasih” jelas
Ustad Azman. Pernah suatu hari, Saat lembaga ini kekurangan beras, Ustad Azman
mengaku hanya meminta kepada Allah SWT, walaupun sebelumnya ada orang yang
berpesan “kalau kehabisan beras maka telepon saja saya” ungkapnya dalam
mengingat pesan donatur, tapi Ustad Azman anti meminta-minta dengan orang lain
kecuali kepada sang khalik. Alhamdulillah, selang beberapa saat, ada
orang ngantar beras” ungkap Ustad Azman. Ustad Azman yang kesehariannya bekerja
di kementrian agama, disamping itu ia juga sebagai dewan juri MTQ dan Shalawat
tingkat Propinsi Kalimantan Barat. “Saya sangat menyenangi seni, seni apapun
itu” ungkapnya.
Karena itulah, Ayah panggilan dari santrinya selalu mengajarkan
kepada santrinya agar tidak berputus asa kepada pertolongan Allah. Santrinya
tidak mau ketinggalan dalam mengikuti perlombaan dan bahkan sudah banyak
mengikuti kompetisi, seperti AKSIOMA tingkat Nasional, Bintang Pokalis tingkat
Nasional, Qaidah, Hadrah, pencak silat, dan selalu membawakan lagu mars MTQ dan
JQH bahkan sampai tingkat Propinsi dan lain-lain. Dan untuk tahun 2015 ini,
untuk kelulusan tingkat Madrasah Aliyah jurusan Keagamaan mendapat tingkat
pertama se-Kalimantan Barat. Walaupun yang dulunya sekolah Al-Adabiy ini hanya
dipandang sebelah mata, bahkan ada yang tidak percaya dengan sekolah zaman
sekarang masih ada yang semua biaya pendidkannya gratis bahkan sampai guru yang
mengajar juga tidak di bayar sepeserpun.
No comments:
Post a Comment