Thursday, 13 August 2015

DISCOVERY AND INQUIRY

DISCOVERY AND INQUIRY

Bangunan berlantai dua yang berdiri diatas lahan 1508 m2 itu tampak sunyi senyap disepertiga malam akhir. Sekilas, suasananya tak banyak berbeda dengan penghuni-penghuni rumah disekitarnya yang masih tertidur lelap. Namun, saat menengok kedalam bangunan yang dilengkapi mushalla, asrama, perpustakaan, Radio dan TV itu, tampak para remaja yang sedang menikmati perjumpaan dengan sang khalik melalui shalat tahajjud. Itulah yang dilakukan para santri panti asuhan yatim piatu dan dhua’fa Al-Adabiy Pontianak ini, dalam mengawali harinya.
Panti asuhan yang berada di pemukiman yang mulai padat penduduk di Pontianak Kota ini, memang memiliki cara yang unik untuk mendidik santrinya, yang umumnya berasal dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu. Muhammad Azman Alka, pimpinan panti Asuhan yatim piatu dan dhu’afa menuturkan, santri di lembaganya dibiasakan bangun malam untuk shalat tahajjud. Tujuannya agar santri selalu mengingat dan dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), dan mensyukuri nikmat-Nya.
Tak cukup dengan shalat tahajjud, panti asuhan Al-Adabiy juga “mewajibkan” santrinya berpuasa Senin-Kamis serta shalat dhuha untuk meningkatkan kedekatannya kepada Allah. Ustad Azman memiliki keyakinan, dengan cara itulah pertolongan Allah akan datang. “Kalau kita dekat dengan Allah, maka Allah akan menolong kita, jika kita jauh dengan Allah, maka Allah akan jauh dari kita.” Jelas ustad Azman Alka.
Bermodal Dekat Dengan Allah
Pria kelahiran Sungai Bakau Besar Mempawah, 43 tahun silam ini merasa perlu membuat langkah konkrit untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan bermodalkan sumbangsih para dermawan dan para jama’ah, ustad Azman bertekat diri untuk membangun panti asuhan pada tahun 2008, yang kemudian hari diberi nama Al-Adabiy. Pada saat itu santrinya hanya berjumlah 12 orang, yang berasal dari daerah-daerah di Kalimantan Barat.
Geliat panti asuhan ini semakin bertambah tatkala support dari jama’ah dan masyarakat datang. Dari sinilah Al-Adabiy terus berkembang. Tak hanya mampu mewujudkan cita-citanya dalam membangun panti asuhan Al-Adabiy, tapi dalam sistem pendidikan ini juga, semua biaya pendidikan gratis, berupa keperluan siswa, seperti alat tulis siswa, serta seragam sekolah, dan juga asramanya. siswa hanya bermodalkan tekat yang kuat agar mereka juga bisa mengenyam pendidikan seperti orang lain. Bahkan sekarang panti asuhan Al-Adabiy sudah mampu membuka cabang yaitu di mempawah yang memerlukan biaya 2 M. Dan sekarang lagi dalam tahap pembangunan pondasi. Seiring waktu terus bergulir, ternyata sudah 7 tahun sekolah ini berjalan, yang awal santrinya berjumlah 12 orang, tetapi sekarang sudah mengeluarkan 5 angkatan, dan berhasil menyekolahkan 163 orang. Dan sekarang alumninya sedang menyelesaikan S-1 di IAIN Pontianak serta IKIP-PGRI  Pontianak.



Dari mana dana untuk membiayainya?
Ustad Azman hanya menjawab diplomatis, bahwa semua dari Allah SWT. “Apabila kita dekat dengan Allah maka apapun yang kita minta, maka akan Allah kasih” jelas Ustad Azman. Pernah suatu hari, Saat lembaga ini kekurangan beras, Ustad Azman mengaku hanya meminta kepada Allah SWT, walaupun sebelumnya ada orang yang berpesan “kalau kehabisan beras maka telepon saja saya” ungkapnya dalam mengingat pesan donatur, tapi Ustad Azman anti meminta-minta dengan orang lain kecuali kepada sang khalik. Alhamdulillah, selang beberapa saat, ada orang ngantar beras” ungkap Ustad Azman. Ustad Azman yang kesehariannya bekerja di kementrian agama, disamping itu ia juga sebagai dewan juri MTQ dan Shalawat tingkat Propinsi Kalimantan Barat. “Saya sangat menyenangi seni, seni apapun itu” ungkapnya.
Karena itulah, Ayah panggilan dari santrinya selalu mengajarkan kepada santrinya agar tidak berputus asa kepada pertolongan Allah. Santrinya tidak mau ketinggalan dalam mengikuti perlombaan dan bahkan sudah banyak mengikuti kompetisi, seperti AKSIOMA tingkat Nasional, Bintang Pokalis tingkat Nasional, Qaidah, Hadrah, pencak silat, dan selalu membawakan lagu mars MTQ dan JQH bahkan sampai tingkat Propinsi dan lain-lain. Dan untuk tahun 2015 ini, untuk kelulusan tingkat Madrasah Aliyah jurusan Keagamaan mendapat tingkat pertama se-Kalimantan Barat. Walaupun yang dulunya sekolah Al-Adabiy ini hanya dipandang sebelah mata, bahkan ada yang tidak percaya dengan sekolah zaman sekarang masih ada yang semua biaya pendidkannya gratis bahkan sampai guru yang mengajar juga tidak di bayar sepeserpun.

DISCOVERY AND INQUIRY

DISCOVERY AND INQUIRY Bangunan berlantai dua yang berdiri diatas lahan 1508 m 2 itu tampak sunyi senyap disepertiga malam akhir. Se...